TRIBUNKALTIM.C0 – TANJUNG REDEB,- Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Berau, beberapa hari ini, berpotensi terjadinya banjir dan tanah longsor di lima kecamatan yang masuk zona merah, meskipin belum ada kejadian banjir yang berlangsung.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Nofian Hidayat mengatakan, lima kecamatan itu, yakni Kecamatan Teluk Bayur, Sambaliung, Tanjung Redeb, Gunung Tabur, dan Kelay.
“Hujan dengan debit besar biasanya sepaket dengan banjir, sepaket dengan tanah longsor atau tanah bergerak dan banjir rob atau banjir bandang,” ujarnya kepada Tribunkaltim.co, Jumat (19/1).
Banjir di Kampung Merabu yang terjadi pada tahun lalu. Curah hujan tinggi, sejumlah wilayah di Kabupaten Berau berpotensi banjir dan tanah longsor. (HO/BPBD Berau)
Untuk mengatasi bencana akibat curah hujan yang tinggi, diakuinya BPBD telah melakukan mitigasi aktif dan pasif melalui sosialisasi maupun edukasi kepada masyarakat.
“Masyarakat diminta jangan buang sampah sembarangan yang mengakibatkan saluran drainase tersumbat. Kemudian, mulai tanam pohon di area rawan longsor, dan jangan tebang hutan secara besar-besaran,” ujarnya.
Selain sosialisasi dan edukasi, pihaknya juga akan membangun posko bencana secara bertahap. Program tersebut sudah berjalan sejak 2020 lalu, di semua kecamatan, kecuali Kecamatan Maratua.
“Semua juga sudah jadi. Fungsi posko tersebut untuk penanggulangan semua lini bencana. Baik bencana alam, bencana nonalam, maupun bencana sosial,” ucapnya.
Meskipun posko sudah dibangun, jumlah personel pada setiap posko masih belum ideal. Namun, pihaknya juga terus berupaya agar penambahan personel dapat terjadi. Sebab, sarana dan prasarana yang dibutuhkan juga sudah memadai.
“Masing-masing posko ada yang satu orang untuk Kecamatan Kelay. Terus ada yang dua orang, dan ada yang tiga orang. Kami terus berupaya untuk menambah jumlah personel,” tutupnya.(rap)